Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oxford Undang Mahasiswa Indonesia

Kompas.com - 01/06/2012, 09:42 WIB

Oxford, Kompas - Universitas Oxford, Inggris, mengundang dosen, peneliti, dan mahasiswa Indonesia untuk belajar dan melakukan penelitian di Inggris.

”Kerja sama ini akan menguntungkan kedua pihak, mulai dari pertukaran sumber daya ilmiah, pengenalan budaya, hingga membuka koneksi dengan jejaring ilmuwan global,” kata Wakil Rektor (Vice Chancellor) Universitas Oxford Andrew Hamilton saat menerima kunjungan delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Universitas Oxford, Inggris, Rabu (30/5).

Wartawan Kompas, Zaid Wahyudi, dari London melaporkan, saat ini kerja sama akademisi dan peneliti Indonesia dengan Universitas Oxford sudah dilakukan dalam penelitian malaria dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Selain itu juga kerja sama penelitian berbagai hal tentang keindonesiaan dalam Proyek Asia Tenggara, Universitas Oxford.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, Oxford dipilih karena jaringannya yang luas dengan akademisi global dan tradisi akademiknya yang sudah berumur lebih dari 900 tahun. Semakin banyak aspek tentang Indonesia dikaji, semakin muncul ahli-ahli Indonesia di sejumlah negara sehingga Indonesia lebih dikenal di seluruh dunia.

”Ini merupakan promosi yang efektif untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia,” katanya.

Saat ini tercatat hanya ada 11 mahasiswa Indonesia yang belajar di universitas tersebut, sedangkan dari Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand, jumlahnya berkisar dari puluhan hingga ratusan siswa.

Padahal, Universitas Oxford termasuk dalam jajaran lima besar universitas top dunia. Lebih dari 40 persen staf akademiknya berasal dari luar Inggris. Universitas ini memiliki keunggulan pada bidang humaniora, ilmu sosial, dan kedokteran.

Direktur Strategi Internasional Universitas Oxford Loren Griffith mengatakan, pertukaran peneliti, dosen, dan mahasiswa Indonesia dengan Universitas Oxford baru dimungkinkan untuk pendidikan pascasarjana dan pada musim panas. Ini karena sistem pendidikan sarjana di Oxford sedikit berbeda dengan di Indonesia ataupun universitas negara lain. Sedangkan musim panas dipilih karena itu waktu akademik yang memungkinkan bagi kedua pihak.

Diplomasi budaya

Sehari sebelumnya, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk mempromosikan kajian Indonesia dan bahasa Indonesia dengan Universitas Exeter di Exeter, Inggris. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pendirian Pusat Studi Indonesia di sejumlah negara merupakan sarana untuk mengenalkan Indonesia kepada komunitas akademik global.

”Pusat studi juga dapat dijadikan alat diplomasi budaya yang efektif bagi Indonesia kepada masyarakat dunia,” kata Nuh. Nantinya, Pusat Kajian Indonesia di Universitas Exeter akan menjadi yang pertama di Inggris.

Guru Besar Kajian Timur Tengah, Universitas Exeter, Tim Niblock, mengatakan, kajian Indonesia dapat digunakan negara- negara lain untuk belajar pengalaman Indonesia membangun kesepahaman antarbudaya yang beragam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau